image credit pasca.unla.ac.id
MPILAMPUNG.ORG, BANDAR LAMPUNG - Lulus dengan predikat cumlaude merupakan prestasi tertinggi mahasiswa di tingkat perguruan tinggi. Menjadi salah satu lulusan terbaik, merupakan suatu kebanggaan tertentu di mata masyarakat. Rabu (19/9/2018), Universitas Lampung menetapkan Rachma Vivien Belinda dari Pendidikan Bahasa Inggris, sebagai wisudawan terbaik tingkat sarjana dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,88 dan masa studi 3,92 tahun. Muslimah MPI Lampung berkesempatan untuk mewawancarai Rachma via online.
Gimana caranya menjadi lulusan terbaik?
The first thing
that you have to consider... Kalau
mau jadi yang terbaik jangan pernah berharap menjadi yang terbaik, tapi
lakukanlah yang terbaik yang bisa kita lakukan setiap harinya. Living a life
today like (it’s) the last day on earth.
Ketika kuliah kan
pasti ada kendala, apalagi saat skripsi, bagaimana cara mengatasinya?
Kendala skripsi, pasti ya.
Skripsi itu nggak semudah yang kita bayangin. Pasti ada capek, ada
kesel, apalagi dosen kadang bikin susah, dan sebagainya. Yang pasti jangan
pernah menyerah. Teruslah beristighfar, karena dengan beristighfar itu kan
dosa-dosa kita kan diampuni, terus dibukakan jalan kemudahan dari Allah.
Jadi istighfar itu yang paling penting, karena ketika kita merasa susah, sakit,
apapun itu, beristighfarlah... Maka rasa sakit, rasa sesal, rasa sesak, apa pun
itu yang kita rasakan, in syaa Allah menggugurkan dosa kita, karena kita
memohon kepada Allah. Dan juga, terus berusaha, jangan malah karena susah
jadinya males-malesan terus kayak give up gitu, jangan.Terus juga
berdoa, yang pasti. Minta doa restu dari orang tua setiap hari.
Sebenarnya,
mengapa seorang mahasiswa harus berprestasi?
Pasti ya, mahasiswa itu
harus berprestasi. Karena menjadi mahasiswa adalah jenjang pendidikan
tertinggi. Jadi kita harus bisa menunjukkan apa sih kemampuan kita. Sebenarnya
nggak harus jadi lulusan terbaik. Pokoknya menurut saya berprestasi itu
bukan cuma sekedar nama, bukan cuma sekedar, “Oh, ane lulusan terbaik loh,”
atau menang kompetisi ini itu, bukan. Prestasi itu bukan sekedar itu.
Prestasi itu gimana caranya kita itu berhasil mengajak orang lain berbuat
kebaikan, mengajak orang lain untuk taat. Dan pasti ya, semua orang itu ada
dosa, cuma we try our best to avoid sinning. Yeah sometimes we can’t avoid
it, but the other time we need to struggle hard to avoid sinning. Pokoknya
intinya berprestasi itu bukan sekedar menang lomba, bisa ke luar negeri. Kalau
kita kan berpikir, apalagi Indonesia ya, Indonesia tuh standar
prestasinya aneh menurut saya. Orang lomba nyanyi (terus) menang itu luar biasa
banget di mata orang Indonesia kebanyakan. Padahal, it’s nothing for me. Orang
yang berprestasi itu orang yang bisa menggerakan suatu desa, mungkin, menjadi
desa yang lebih maju, menggerakan suatu kaum menjadi kaum yang mandiri,
menggerakan suatu kelompok sehingga kelompok itu hijrah dari keburukan menuju
kebaikan—itulah prestasi sebenarnya. Tapi saya juga nggak tahu kenapa
orang Indonesia ini mendefinisikan prestasi sedangkal itu, kenapa? Padahal,
bukan seperti itu.
Apakah lulus
kuliah itu tujuan akhir mahasiswa? Is there something beyond that?
No, nope. Lulus kuliah itu bukan tujuan akhir mahasiswa. Tujuan
akhir mahasiswa itu sama dengan tujuan akhir semua orang, mau itu bukan
mahasiswa, mau itu pengangguran atau pekerja, apapun dia, tujuan akhir sama:
menghadap Allah. Jadi, sebenarnya lulus kuliah itu cuma suatu proses kehidupan,
bukan tujuan akhir. Tujuan akhir kita itu gimana sih caranya supaya
Allah itu ridho ketika kita bertemu dengan Dia. Jadi (itu adalah)
persiapan yang panjang. Dan menurut saya, di jenjang mahasiswa itu lah waktu
yang paling urgent, di mana kadang kita lalai, kadang kita sibuk dengan
dunia sehingga melupakan tugas sebenarnya kita, yaitu beribadah kepada Allah.
Jadi mahasiswa yang berprestasi itu bukan mahasiswa yang melulu belajar, melulu
mikirin dunia, bukan. Tapi berbuatlah kebaikan. Beribadah, menolong teman—kalau
misalnya teman kesusahan skripsi ya ditolongin, nggak usah minta imbalan
kalau bisa, sedekah dan sebagainya, itu yang menjadi bekal kita nanti untuk
bertemu Allah.
Apakah ikut
kajian Islam (ngaji) bikin kuliah terganggu?
Tidak, sama sekali tidak.
Malah ngaji itu bikin kuliah berwarna, beneran. Kalau misalkan kita nggak
ngaji, kuliah itu ya monoton itu-itu aja. Ketemu orangnya itu-itu aja. Iman
kita segitu-gitu aja. Tapi kalau kita ngaji di sela-sela kuliah, insyaa Allah
iman naik, terus kita juga bertemu orang-orang shalih insyaa Allah. Terus kita
juga bisa membuka wawasan lebih luas tentang agama Islam, tentang yang paling
penting dalam hidup kita yaitu dien, atau agama Islam. Saya juga nggak
hanya ngaji, maksudnya saya juga kadang ngisi ta’lim kan, dan
itu sama sekali nggak ganggu tuh. Kadang kita berpikir butuh
lebih dari 24 jam saking sibuknya, padahal mah sebenarnya banyak waktu
luang yang dapat dimanfaatkan. Coba kita lebih menata waktu, bisa ngaji,
ta’lim, bisa ngisi liqo. Sesibuk apa sih kita sebenarnya?
Kuliah saya dengan biaya sendiri... memang dapat beasiswa, tapi untuk
kebutuhan lain misal buku dan selainnya, saya harus cari uang sendiri kan. Apalagi
ibu saya sakit, kadang saya bantu finansial juga. Jadi saya ngaji, kerja, kuliah,
ngajar, translate, banyak banget kerjaan saya, tapi nggak terganggu
tuh kuliahnya. Apalagi ngaji, ngaji sama sekali nggak ganggu kok.
Karena ngaji itu prioritas. Nggak bisa dikatakan mengganggu. Cuma kadang
yang saya sedih, kadang saya nggak bisa ikut ta’lim, nggak
bisa rutin, karena kadang waktunya itu qodarullah dadakan ibu saya sakit
harus check up gitu. Jadi mohon doanya supaya bisa rutin lagi kajian.
Apa pesanmu
kepada teman-teman mahasiswa lain?
Pesan saya untuk mahasiswa
lain, perhatikanlah waktu. Kadang mahasiswa itu merasa dirinya masih muda,
masih bisa leha-leha, dan sebagainya. Padahal waktu muda itulah yang
nanti dihisab dipakai untuk apa waktunya? Sebenarnya ini pesan untuk kita
semua, bukan hanya mahasiswa saja. Perhatikanlah waktu, lakukanlah yang
baik-baik. Beribadahlah, shalat tepat waktu lah, taat lah. Jauhilah pacaran
karena itu hanya mengganggu konsentrasi belajar, merugikan diri, dan tidak membanggakan
orang tua. Yang membanggakan orang tua adalah kamu kuliah dengan baik dan
benar, kamu masuk kuliah, kamu nggak bolos, kamu nggak main hp
terus, (sebaliknya) kamu belajar, kamu ngaji, itu. Jadi intinya perhatikan waktu, jangan
kebanyakan leha-leha, karena waktu kita sebentar. Kita nggak tahu
kapan kita berakhir kan. Maka isilah waktu itu dengan sesuatu yang tidak
akan membuat kita menyesal di akhir nanti. Thank you. Wallahu a’lam bishawab.
Lulus kuliah memang bukan tujuan akhir seorang mahasiswa. Karena tujuan akhir semua yang bernyawa adalah menghadap Allah ta'ala. Tugas kita adalah menanam di ladang pahala di dunia agar dapat memanennya kelak di akhirat. Karena kematian tidak menunggu seseorang bergelar sarjana. Dia bisa datang kapan saja, sebelum atau sesudah wisuda.
Reporter: Savira Ananda Pritania
1 Komentar
Masyaallah
BalasHapusThe best pokoknya
Terimakasih atas ilmunyaa
Semoga MPI Lampung tetap jaya untuk selalu mengajak kebaikan